1. Iran Gelar Pemakaman Nasional untuk Komandan dan Ilmuwan yang Tewas dalam Serangan Israel
Banten Bicara Iran Gelar Rakyat Iran turun ke jalan-jalan di Teheran untuk mengikuti pemakaman massal para pahlawan nasional mereka: para komandan militer, ilmuwan nuklir, serta warga sipil yang tewas dalam serangan udara Israel pada pertengahan Juni.
Sebanyak 60 jenazah, termasuk 16 ilmuwan nuklir dan 10 komandan senior, dimakamkan dalam prosesi megah yang diberi tajuk “Prosesi Para Martir Kekuasaan.” Peti-peti jenazah dibawa melewati Lapangan Azadi, dihiasi bendera dan mawar, disambut lautan manusia berpakaian hitam.
2. Simbol Duka dan Perlawanan: Pemakaman Nasional Iran Jadi Sorotan Dunia
Iran tidak hanya menggelar pemakaman; negara itu menunjukkan duka yang sekaligus menjadi simbol perlawanan. Dengan kehadiran Presiden Masoud Pezeshkian, para pejabat tinggi, dan rakyat dalam jumlah masif, pemakaman ini menandai tekad bangsa menghadapi agresi eksternal.
Foto-foto Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Hossein Salami, dan Amir Ali Hajizadeh menghiasi peti-peti jenazah, sementara Ayatollah Khamenei dan putranya, Mojtaba Khamenei, memberikan penghormatan pribadi.
Baca Juga: Kepala KPR Rutan Kelas I Medan audiensi dengan aparat penegak hukum
3. Iran Gelar Dalam Bunga dan Air Mata: Iran Melepas Ilmuwan dan Komandan yang Gugur
Suasana haru menyelimuti Teheran ketika masyarakat Iran melemparkan kelopak bunga mawar ke atas peti jenazah mereka yang dianggap syuhada. Dalam pemakaman yang emosional, tangis, doa, dan seruan “Allahu Akbar” menggema di seantero Lapangan Azadi.
Doa massal dipimpin ulama terkemuka. “Kami tidak akan tunduk,” kata seorang pelayat yang membawa foto korban. Perempuan dan anak-anak juga hadir, sebagian di antaranya adalah keluarga korban sipil yang tewas akibat serangan udara Israel.
4. Ketegangan Regional Meningkat, Iran Tunjukkan Persatuan Nasional Lewat Pemakaman Massal
Pemakaman 60 korban serangan udara, termasuk tokoh militer strategis, merupakan respons simbolik terhadap meningkatnya ketegangan dengan Israel dan Amerika Serikat. Dalam satu minggu terakhir, tiga kekuatan besar — Iran, Israel, dan AS — telah saling meluncurkan serangan.
5. Iran Berkabung, Tapi Siap Balas: Menteri Luar Negeri Sampaikan Pesan Tegas
Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi menegaskan bahwa “hari ini bukan hanya hari berkabung, tetapi hari kebanggaan.” Ia menyebut Iran telah membela kehormatan bangsa dari dua rezim bersenjata nuklir — Israel dan Amerika Serikat.
Pernyataan Araqchi memperkuat narasi bahwa konflik saat ini adalah ujian kedaulatan dan kehormatan nasional.
6. Kematian Elit Militer Iran: Titik Balik atau Eskalasi Lanjutan?
Kematian tokoh-tokoh militer utama Iran — termasuk kepala Garda Revolusi dan Pasukan Dirgantara — memunculkan pertanyaan di kalangan analis militer: apakah ini akan memicu eskalasi penuh atau membuka ruang bagi diplomasi?
Sementara pemakaman menegaskan kekuatan moral dalam negeri, banyak pihak menanti arah strategi Iran setelah kehilangan sejumlah arsitek militer dan nuklirnya.